Kemaksiatan Tidak Pernah Berhenti

Demikianlah tayangan sekilas tentang awal mula keburukan di alam raya ini. Allah SWT menginginkan agar kita menengok bahwa keburukan itu terjadi akibat pelanggaran terhadap ketentuan hukum-Nya. Seandainya Qabil mentaati perintah Allah dan konsekuen dalam menjalankan aturan-aturan Allah, niscaya dia tidak sampai tega membunuh saudaranya sendiri.

Jika hal inimerupakan permulaan pelanggaran dengan berbagai akibat buruk yang ditimbulkannya, maka pelanggaran itu tidak hanya berhenti sampai di sini, sebagaimana yang kita ketahui dari kisah-kisah para Nabi dan rasul; Nuh, Hud, Saleh, Syu’aib, Luth, Musa dari lainnya, di mana langit turut campur dalam menjatuhkan hukuman atas orang-orang kafir untuk membinasakan mereka. Dalam hal ini, Al-Quran memberitakan kepada kita:

فكلا اخذنا بذنبه فمنهم من ارسلنا عليه حاصبا ومنهم من اخذته الصيحة ومنهم من خسفنا به الأرض ومنهم من اغرقنا وما كان الله ليظلمهم ولكن كاانوا انفسهم يظلمون

[Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, dan di antara fnereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri)Qs Al-Ankabut: 40

Bagaimana manusia itu menjauh dari aturan (ketetapan hukum) Tuhan? Allah SWT memberitakan kepada kita tentang sikap kita terhadap ketentuan hukum-Nya itu, ketika Dia mempersaksikan kepada kita atas Ketuhanan-Nya ketika kita berada di alam arwah. Allah SWT berfirman :

واذ اخذاربك من بنى آدم من ظهورهم ذريتهم وأشهدهم على انفسهم ألست بربكم قالوا بلى شهدنا أن تقولوا يوم القيامة إنا كنا عن هذا غافلين,او تقولوا إنما أشرك آباؤنا من قبل وكنا ذرية من بعضهم أفتهلكنا بما فعل المبطلون

(Dan ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari suIbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : “Bukankah Aku ini Tuhanmu ?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:

“Sesungguhnya kami (anak cucu Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” Atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu). Qs Al-A’raf: 172-173

Menyimpang dari aturan hukum Allah itu terjadi melalui dua jalur:

Pertama, adakalanya mereka lengah dari ketentuan hukum itu, dengan cara melupakannya atau merubahnya, dan adakalanya mereka membuat suatu perkataan yang bukan firman Allah lalu mereka katakan bahwa ia adalah datang dari Allah. Jadi, mereka pertama-tama melupakan ketentuan hukum Allah yang bertentangan dengan hawa nafsu mereka. Kalaulah mereka tidak melupakannya, mereka pun merubahnya. Kalau mereka tidak merubahnya, merekapun mendatangkan perkataan buatan manusia lalu mereka menisbatkannya kepada Allah secara tidak jujur. Dalam konteks ini Allah SWT berfirman :

فويل للذين يكتبون الكتاب بأيدهم ثم يقولون هذا من عند الله ليستروا به ثمنا قليلا فويل لهم مما كتبت أيديهم وويل لهم مما يكسبون

(Maka celakalah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya • “ini dari Allah” (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka celakalah mereka akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan celakalah mereka akibat dari apa yang mereka kerjakan). Qs Al-Baqarah : 79

Itulah kelengahan yang bersemayam di hati mereka lalu membutakan pengelihatannya dari aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan Allah.

Jalur kedua ialah mengikuti jejak nenek moyang, di mana para orang tua menyimpang dari aturan-aturan Allah lalu diikuti oleh anak cucu mereka secara lebih menyimpang lagi demi mengejar kepentingan duniawi, lalu prilaku yang keliru itu ditiru oleh generasi penerus sepeninggal para orang tua itu. Kepada kenyataan inilah Allah SWT mengingatkan kita:

وإذا قيل لهم اتبعوا ما أنزالله قالوا بل نتبع ما ألفينا عليه آباؤنا أولوكان آباؤهم لايعقلون شيئا ولا يهتدون

(Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari perbuatan nenek moyang kami”, “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun dan tidak mendapat petunjuk?”. Qs Al-Baqarah : 170

Jadi, kelengahan dan mengikuti jejak nenek moyang merupakan sumber utama penyimpangan, pelanggaran dan kekafiran. Itulah sebabnya Allah SWT mengingatkan kita bahwa dua alasan tersebut tidak akan diterima di akhirat. Maka, sedini mungkin Allah telah memperingatkan kita akan dua alasan itu sejak kita masih di alam arwah dahulu kala, agar supaya kelak di hari kiamat tidak ada seorang pun di antara kita yang membantah dengan menggunakan dua argumentasi tersebut.

Al Khoir wa Syar Karya As-Syeikh Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi

Previous
Next Post »