Hikmah Ilahiah

Banyak orang berpendapat, pemeluk agama sesat dan pemuja peradaban yang rusak akan sulit diobati sebab mereka memandang baik kerusakan yang menjangkiti diri mereka, bahkan membanggakannya. Adapun mereka yang berada dalam fase pencarian akan lebih mudah menerima kebodohan karena tidak akan membanggakan tamadun atau peradaban yang mereka sendiri belum mencapainya. Kelompok yang kedua ini tentu lebih mudah untuk diobati dan diarahkan. Ini tentu bukan hikmah Ilahiah yang kita maksud karena analisis seperti ini hanya pantas dilakukan oleh mereka yang mempunyai kemampuan terbatas dan jengah bersusah –payah.

Kalau saja Allah Swt berkehendak menjadikan Islam lahir di tempat lain, seperti Persia, Romawi, atau India, pastilah Dia menyiapkan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan dakwah di sana, sebagaimana yang Dia siapkan di Semenanjung Arab. Demikian itu tidaklah sulit bagi Allah Swt karena Dialah Zat Yang Maha Menciptakan segala sesuatu.

Hikmah terpilihnya Semenanjung Arab ini senada dengan hikmah terpilihnya Rasulullah yang ummi alias tidak dapat membaca dan menulis. Bagi Allah, demikian itu bisa jadi agar manusia tidak meragukan misi kenabian yang diemban Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Selain itu, Allah Swt. mengunci mati semua pintu keraguan terhadap keabsahan dakwah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Hal lain yang turut menyempurnakan hikmah ilahiah yang sedang kita bicarakan ini ialah, lingkungan tempat tinggal rasul yang buta huruf itu memang seharusnya lingkungan yang juga “buta huruf”, berbeda dengan semua bangsa yang ada di sekitarnya. Maksudnya, bangsa Arab kala itu adalah bangsa yang belum “terkontaminasi” peradaban yang ada di sekelilingnya, Pikiran mereka belum dicemari berbagai macam filsafat yang tidak jelas ujung-pangkalnya.

Hikmah Ilahiah lainnya adalah menyingkirkan keraguan dari dada semua manusia. Tidaklah mudah untuk dipercaya, andaikata nabi yang diutus Allah Swt. dari kalangan terpelajar yang menguasai kitab-kitab kuno, sejarah bangsa-bangsa purba, dan peradaban di sekitarnya. Di samping itu, Allah Swt. juga ingin menyingkirkan keraguan manusia, seandainya dakwah Islam lahir di tengah bangsa berperadaban tinggi dan memiliki pemikiran filsafat yang sudah terbangun, semisal Persia, Yunani, atau Romawi. Jika itu terjadi, pasti akan muncul banyak “setan” yang menyangkal kenabian Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Mereka akan menuduhnya sebagai upaya eksperimental-kebudayaan atau sebagai salah satu pemikiran filsafat belaka.

Berkenaan dengan hikmah Ilahiah ini, Al-Qur’an secara gamblang menyatakan, “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rosul di antara mereka, yang membacakan ayat ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Al Sunnah) Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” (QS Al-Jumu’ah [62]: 2)

Memang sudah kehendak Allah untuk memilih utusan yang buta huruf .Adalah kehendak-Nya memilih tempat kelahiran rasul pilihan-Nya di tengah bangsa yang sebagian besar masyarakatnya buta huruf. Tujuannya agar mukjizat kenabian dan syariat Islam dapat menyala terang di dalam dada setiap insan, tanpa harus dikotori berbagai paham dan ajaran karsa kreatif manusia. Hal ini menunjukkan, betapa besar rahmat Allah Swt bagi hamba-hamba-Nya.

Selain itu masih ada beberapa hikmah yang dapat disimpulkan penulis dalam poin-poin berikut Ini.

Sebagaimana diketahui bersama, Allah Swt menjadikan Baitullah sebagai “tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia”. Selain itu, menjadikannya sebagai rumah pertama yang dibangun untuk manusia”, sebagai tempat penyelenggaraan ibadah dan mendirikan syiar agama. Di lembah itu pulalah Allah Swt. jauh sebelumnya telah mengukuhkan dakwah bapak para nabi, Ibrahim as. Dengan segala bentuk keistimewaan itu, kawasan yang penuh berkah ini memang layak menjadi “buaian” bagi dakwah Islam yang merupakan kelanjutan millah Ibrahim, menjadi tempat kelahiran dan diutusnya nabi terakhir yang masih keturunan langsung dari Nabi Ibrahim as

Jika ditinjau dan letak geografis Semenanjung Arab yang dipilih Allah Swt.sebagai tempat kelahiran dakwah agung ini, seperti yang telah kami sebutkan di muka, kawasan ini memang terletak tepat di tengah-tengah berbagai bangsa yang ada di sekelilingnya. Letak Semenanjung Arab yang strategis ini ikut mendukung penyebaran dakwah Islam ke tengah bangsa-bangsa itu menjadi jauh lebih mudah dilakukan

Jika memperhatikan perjalanan dakwah Islam di tempat kelahirannya dan pada masa kepemimpinan para Al-Khulafa’ Ar-Rasyidun, Anda pasti dapat melihat jelas kebenaran pendapat ini.

Allah Swt. telah berkehendak menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa dakwah Islam .Selain itu, Allah Swt. juga menjadikan bahasa Arab sebagai alat pertama untuk menerjemahkan” firman allah yang kemudian disampaikan kepada kita.

Kalau saja mau meneliti karakter berbagai macam bahasa yang ada di dunia, kita pasti dapat mengetahui bahwa bahasa Arab sedemikian istimewa dibandingkan bahasa-bahasa yang lain. Oleh karena itu, pantaslah ia dijadikan bahasa utama umat Islam yang tinggal di seluruh penjuru dunia.

[Fiqih Sirah bagian 10]

Sumber Fiqih Sirah Asy Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi

Previous
Next Post »