Arti Perkembangan

Saya merasa heran terhadap orang-orang yang punya persepsi bahwa binatang telah mengalami perkembangan bersamaan dengan lingkungan sehingga mencapai taraf begini dan begitu. Misalnya, dengan tumbuhnya bulu yang tebal di wilayah-wilayah dingin, atau mampu beradaptasi dengan warna tumbuh-tumbuhan untuk bersembunyi dari musuh-musuhnya, atau membangun liang yang canggih.

Semua kelebihan itu hanya Allah berikan kepada makhluk-Nya yang Dia kehendaki agar bisa menjaga dirinya dari kepunahan. Tetapi binatang tidak memiliki akal dan pikiran. Tidak pula memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya. Karena akal merupakan keistimewaan yang hanya Allah berikan kepada manusia saja, untuk menyingkap tabir rahasia di dalam alam raya ini guna memakmurkan bumi dan memajukan peradaban di bumi.

Akal manusia jika tidak mampu memahami dan mengenali peradaban generasi terdahulu untuk mengembangkannya, maka ia tertinggal dan tidak bisa menemukan rahasia-rahasia Allah di alam raya ciptaan-Nya ini.

Jika keindahan dalam kehidupan ini terwujud manakala umat manusia maju, meningkat dan bumi menjadi makmur, maka dengan mengajarkan kecurangan lewat bimbingan-bimbingan belajar dan lain-lain kepada anak-anak kita agar memperoleh kelulusan tanpa bersusah payah, berarti kita menghancurkan ilmu pengetahuan dan kerja nyata sekaligus, serta merusak upaya pemakmuran bumi dengan menghambat orang yang diamanati oleh Allah untuk mengemban pemakmurannya.

Di sini ada titik yang kadang-kadang bisa menarik perhatian; yakni masalah pelatihan binatang untuk memperagakan gerakan-gerakan yang oleh sebagian orang dijadikannya sarana untuk mengecoh kita bahwa binatang-binatang itu berbuat demikian berdasarkan akal pikiran dan pemahaman kebinatangan. Kami katakan kepada mereka: Ini tidak benar. Sebab gerakan-gerakan itu terjadi secara insting, yakni binatang itu telah terlatih melakukan gerakan-gerakan, dengan iming-iming mendapatkan balasan upah berupa makanan bila ia mau melakukannya, atau mendapatkan hukuman yang menyakitkan badannya bila menolak melakukannya.

Jadi, binatang itu melakukan apa saja yang diminta dengan instingnya, adakalanya karena faktor perut lapar, karena ia tahu akan memperoleh makanan setelah itu, dan adakalanya karena takut bilamana tidak mau melakukan. Oleh sebab itu, gerakan-gerakan binatang tersebut timbul karena insting saja, bukan karena adanya akal kebinatangannya. Andaikata karena kehebatan akalnya, tentu ia akan mewariskannya kepada anak-anaknya, padahal ia tidak bisa berbuat demikian. Belum pernah kita melihat seekor singa, monyet atau kuda yang mengajarkan kepada anak-anaknya tentang gerakan-gerakan akrobat yang diperagakan pada sirkus.

Allah SWT telah menetapkan tugas dan fungsi Adam sebagai khalifah sebelum menciptakannya;

وإذ قال ربك للملائكة إنى جاعل فى الأرض خليفة

(Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”) Qs Al-Baqarah : 30

Al Khoir wa Syar karya As Syeikh Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi

Previous
Next Post »