Akibat dari Perbuatan Maksiat

Allah SWT berfirman:

انه من يأت ربه مجرما فان له جهنم لا يموت فيها ولا يحيى

Artinya: “Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.”. (Qs. Thaaha: 74)

أم حسب الذين يعمل السيئات أن يسبقونا ساء ما يحكمون

Artinya: “Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu.” (Qs. Al-Ankabut: 4)

ومن يعص الله ورسوله فقد ضل ضلالا مبينا

Artinya: “Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”  (Qs. Al-Ahzab: 36)

Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:

لا يزني الزانى حين يزنى وهو مؤمن, وللا يسرق السارق حين يسرق وهو مؤمن, ولا يشرب الخمر حين يشربها وهو مؤمن

Artinya: “Tidaklah seorang pezina ketika ia berzina ia dalam keadaan beriman, tidaklah seorang pencuri ketika ia mencuri ia dalam keadaan beriman, dan tidaklah seorang peminum ketika ia meminum arak ia dalam keadaan beriman.”

إذا أذنب العبد ذنبا كانت نكتة سوداء في قلبه, وإن عاد زاد ذلك حتى يسود قلبه

Artinya:  “Jika seorang hamba berbuat suatu dosa maka timbullah bintik hitam di hatinya, dan apabila ia mengulanginya lagi, maka bintik itu semakin bertambah banyak hingga menghitamlah hatinya.”

Itulah arti dari firman Allah SWT:

كلا بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون

Artinya: “Sekali-kali tidak (demikian), sebenar-nya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.”  (Qs. Al-Muthaffifin: 14)

Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:

قسوة القلب من كثرة الذنوب

Artinya: “Kerasnya hati itu disebabkan terlalu banyaknya dosa.”

إن العبد ليحرم الرزق لذنب يصيبه

Artinya: “Sesungguhnya seorang hamba ter-cegah dari memperoleh rezeki karena dosa yang diperbuatnya.”

Allah SWT telah mewahyukan kepada Nabi Musa as:

يا موسى أول من مات من خلقي إبليس لعنه الله , لأنه أول من عصا ني ومن عصا ني كتبته ميتا

Artinya: “Wahai Musa, yang pertama kali mati dari makhluk-Ku adalah iblis, semoga Allah SWT melaknatnya, karena dialah yang pertama menentang-Ku, dan barangsiapa yang menentang-Ku Aku menganggapnya sudah mati.”

Said bin Musayyab ra berkata: “Tidaklah para hamba menjadi mulia dirinya kecuali sebagaimana mereka mentaati Allah SWT, dan tidaklah para hamba menjadi hina dirinya kecuali sebagaimana mereka menentang Allah SWT, dan cukuplah bagi seorang mukmin yang Allah SWT telah menolongnya ketika ia melihat musuhnya berbuat kemaksiatan kepada Allah SWT.”

Muhammad bin Wasi’ berkata: “Perbuatan dosa ditambah lagi perbuatan dosa dapat mematikan hati.”

Berkata salah seorang dari para salaf kita: “Jika engkau bermaksiat kepada Allah SWT sedangkan engkau beranggapan bahwa Ia melihatmu, berarti engkau meremehkan pandangan Allah SWT. Dan apabila engkau bermaksiat kepada-Nya, sedangkan engkau beranggapan bahwa Ia tidak melihatmu, berarti engkau adalah orang kafir.”

Wuhaib bin Ward ra ditanya: “Apakah orang yang bermaksiat kepada Allah SWT akan merasakan kenikmatan beribadah?” Beliau berkata: “Tidak, dan begitu pula bagi orang yang berkeinginan untuk melakukan maksiat.”

Dahulu para shalihin sebelum kitaberkata:” Kemaksiatan merupakan suatu pengantar menuju kekafiran.”

Jadi kesimpulannya, bahwa perbuatan maksiat itu dapat menjatuhkan martabat seseorang dimata Allah SWT dan menimbul-kan kemurkaan Allah SWT atas pelaku perbuatan maksiat tersebut, bahkan orang yang terus menerus berbuat maksiat adalah orang yang paling dimurkai Allah SWT, merupakan teman dari syaitan dan termasuk yang paling dibenci oleh golongan orang yang beriman.

Oleh sebab itu wahai saudaraku, berpaling-lah engkau dari perbuatan-perbuatan maksiat agar engkau terhindar dari kemarahan dan siksa dari Allah SWT, setiap kali jiwamu mengajakmu untuk berbuat maksiat maka peringatkanlah ia bahwasanya Allah SWT selalu melihat dan mengawasi dirimu.

Peringatkanlah ia akan ancaman Allah SWT bagi siapapun yang bermaksiat kepada-Nya akan mendapat siksa yang pedih, dan hukuman yang berat. Andaikan dalam melakukan perbuatan maksiat tidak mendapat balasan melainkan ia kehilangan kedudukan yang tinggi disisi Allah SWT dan ia diharamkan dari pahala orang-orang yang berbuat kebaikan, pastilah hal itu cukup baginya sebagai hukuman yang setimpal.

Lalu mau bagaimana lagi? Sedangkan dalam perbuatan maksiat terdapat kehinaan, siksa neraka, dan kemurkaan Allah SWT yang tidak mampu langit dan bumi untuk mengembannya.

Kita memohon kepada Allah SWT keselamatan berkat karunia-Nya.

[Menuju Akhirat Dengan Bekal Taqwa Bagian 6]

Risalatul Mudzakarah Maal Ikhwanul Muhibbin Min Ahli Khair Wad-Din Karya al-Alamah al-Habib Abdullah bin Alwi al Haddad

Previous
Next Post »